1. Interaksi Sosial Asosiatif
Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya
kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
a. Kerja Sama
Satu tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang
lawan. Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan
temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama.
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya orientasi
perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau kelompok orang
lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama.
Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antarindividu, antara individu
dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan
kebutuhan bersama.
Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai
orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
(1) orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama,
(2) masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan.
Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa
mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi
sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara
dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua
siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian.
Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
(1) Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham.
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
(3) Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usahausaha
mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih
mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua
kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok
masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
(2) Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu lama.
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masingmasing
berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut.
(1) Toleransi
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
(3) Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
(5) Memiliki persamaan historis dalam unsur-unsur kebudayaan
(6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda
(7) Adanya musuh bersama dari luar
d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi,
sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu,
sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah
dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan
kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini
misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar