Sejarah kuteks
Pewarna kuku atau kuteks ini pertama kali ditemukan oleh bangsa Cina pada tahun 3000 SM. Bahan pewarna kuku ini terdiri dari Ararbic gum, bees wax, gelatin dan putih telur. Bahkan pada zaman Mesir kuno, pewarna kuku dijadikan sebuah simbol status sosial seorang wanita. Hanya sang Ratu atau keluarga kerajaaan yang diperbolehkan menggunakan warna merah, sedangkan yang lainnya (rakyat jelata) hanya boleh menggunakan warna cat kuku yang pucat.Seiring perjalanan waktu, pewarna kuku dikenal dan ramai digunakan orang semenjak film Hollywood mulai berwarna, tidak lagi hitam putih. Kaum wanita mengikuti para bintang film Hollywood yang terlihat bergonta ganti warna kuku kala itu.Pewarna kuku modern dengan bahan campuran bahan kimia pertama kali ditemukan pada tahun 1920-an. Charles Revson adalah orang pertama yang menemukannya dan kemudian mendirikan Charles Revson Company, cikal bakal merk Revlon saat ini.Menggunakan warna kuteks yang senada dengan warna lipstick sempat menjadi tren di tahun 1950-an. Warna merah dan pink adalah dua warna yang paling diminati karena pada masa itu hanya dua warna ini yang tersedia. Uniknya, pada tahun tersebut, para wanita diwajibkan menghapus kuteks mereka sebelum pergi berdoa atau beribadah ke gereja di hari Minggu.Di zaman sekarang ini, kuteks sudah dapat ditemukan di mana saja dengan mudah. Pewarna kuku pun sudah dikembangkan menjadi sebuah seni yang membutuhkan keahlian khusus tersendiri atau dikenal pula dengan'nail art'.. Warnanya pun kian beragam dan sangat menarik membuat para wanita semakin tergelitik untuk mengaplikasikannya pada kuku mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar