Sebuah sumur istimewa sedalam 42 meter berada di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Ka'bah. Berdasarkan riwayat, mata air tersebut ditemukan oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, setelah berlari-lari bolak-balik mencari air antara bukit Safa dan Marwah.
Putranya yang masih bayi, Nabi Ismail yang kehausan mengentakkan kakinya ke tanah, lalu mukjizat terjadi, dari sana muncullah mata air.
Ajaibnya, meski ribuan tahun berlalu, di tanah Arab yang diliputi gurun pasir dan jarang hujan, sumur air zamzam tak pernah kering.
Zamzam, seperti maknanya dalam Bahasa Arab, "melimpah ruah" tak kenal surut meski terus dipompa untuk memenuhi kebutuhan 20 juta umat muslim yang berkunjung ke Tanah Suci, Baitullah tiap tahunnya. Berliter-liter airnya juga dibawa pulang jamaah sebagai tanda mata.
Air yang dianggap suci oleh umat muslim diyakini memiliki khasiat. Salah satunya, orang-orang yang kelelahan mengaku merasakan ledakan energi ketika meminum zamzam. Dan para ilmuwan menemukan rahasia yang menjelaskannya secara ilmiah.
Seperti dimuat situs Saudi Gazette, melalui penelitian kimia dan fisika dalam air zamzam, Dr Hamdi Saif dari Alexandria University bahkan menyimpulkan, zamzam adalah air terbaik di permukaan bumi.
Zamzam memiliki keseimbangan elektrolit yang sempurna, juga mineral esensial yang sangat baik lagi penting bagi kesehatan. Ia juga sangat alami dan murni, bebas dari satu pun mikroorganisme patogen.
"Air zamzam sangat membantu dalam pengobatan pengobatan penyakit ginjal dan jantung, masalah mata, migrain, dan sejumlah kondisi kronis lainnya," kata Dr Saif.
Telah lama air zamzam dianalisis di banyak laboratorium di Arab juga Eropa. Dibandingkan dengan air botolan dari mata air di sejumlah negara. Hasil analisanya, "tak seperti air lainnya, zamzam mengandung kalsium, magnesium, dan fluorida. Ini adalah kandungan unik dan khusus yang membuat zamzam memiliki khasiat untuk menyegarkan kembali para jamaah yang kelelahan."
Dan hebatnya, zamzam tak mengenal kadaluarsa, meski harus hati-hati dengan kontaminasi wadah atau lokasi penyimpanannya. "Zamzam 100 persen alami, tidak ada klorin di dalamnya, juga tidak diolah secara kimia dengan cara apapun."
Senada, peneliti Puslit Geoteknologi LIPI, Robert M. Delinom mengatakan, air zamzam memiliki kandungan mineral yang lebih dibandingkan dengan air tanah pada umumnya. Salah satunya, dipengaruhi lingkungan geologis dan cuaca.
Robert memaparkan kondisi sekitar Mekkah yang tidak banyak air hujan, cuaca yang panas mengakibatkan terjadinya penguapan mineral yang terkonsentrasi dalam air. Sehingga lebih berkhasiat. "Lebih menyehatkan badan, energinya lebih, memberikan nutrisi pada tubuh."
Kabar bohong soal zamzam
Sebuah artikel di situs Islamic Research Foundation International, Inc ditulis oleh Tariq Hussain, ahli hidrologi yang pernah menginvestigasi sumur zamzam, menyusul klaim seorang doktor Mesir yang yang mengatakan zamzam tak layak diminum di tahun 1971.
Dengan asumsi Ka'bah berada di bawah permukaan air laut, dan berada di tengah kota Mekah, air dari saluran pembuangan terkumpul dan masuk ke dalam sumur zamzam. Kabar itu sampai ke telinga Raja Faisal yang murka luar biasa.
Sang Raja memerintahkan Kementerian Sumber Daya Pertanian dan Air mengirim sampel zamzam ke sekian laboratorium Eropa. Ilmuwan dikerahkan, salah satunya Tariq Hussain ke sumber air.
"Sulit bagi saya untuk percaya, sumur yang terlihat seperti kolam kecil berukuran 5,5 x 4,3 meter, mampu menyediakan air minum untuk jutaan jamaah haji sejak eksistensinya di masa Nabi Ibrahim, ribuan tahun lalu," kata dia.
Saat asistennya masuk dalam sumur tersebut, kedalaman sumur hanya sedikit di atas bahu. Rak ada saluran pipa apapun yang terhubung ke sana, juga tak ada gerakan air naik turun secara drastis, yang mungkin disebabkan saluran dari pompa berkekuatan besar.
Air kemudian diketahui keluar dari sela-sela pasir halus dalam sumur. "Sebelum saya meninggalkan Ka'bah, saya bertanya kepada pihak berwenang tentang sumur lain di seputar Mekah. Saya diberitahu bahwa sumur tersebut kebanyakan kering." Tak melimpah seperti zamzam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar