Penyebab nyeri haid ada beberapa faktor yaitu sebagai berikut yang ketiganya terkadang memiliki saling keterkaitan:
- Terjadinya konstraksi rahim atau iskemia otot rahim. Karena lepasnya dinding rahim akibat peningkatan prostaglandin. Nyeri haid atau dismenorrhoe adalah nyeri kejang otot (spasmodik) diperut bagian bawah dan menyebar kesisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang terjadi menjelang haid atau selama haid akibat kontraksi otot rahim.
- Faktor hormonal. Nyeri haid diduga terkait dengan produksi hormon progesteron yang meningkat. Hormon progesteron dihasilkan oleh jaringan ikat kelenjar indung telur (corpus luteum) setelah melepaskan sel telur matang setiap bulan. Hormon tersebut memperbesar ketegangan mulut rahim hingga lubang mulut rahim menjadi sempit, akibatnya otot-otot rahim lebih kuat berkontraksi untuk dapat mengeluarkan darah haid melalui mulut rahim yang sempit. Kontraksi otot rahim yang menyebabkan kejang otot yang dirasakan sebagai nyeri. Keluhan nyeri haid berkurang atau malahan hilang setelah kehamilan atau melahirkan anak pertama. Hal ini karena regangan pada waktu rahim membesar dalam kehamilan membuat ujung-ujung syaraf dirongga panggul dan sekitar rahim menjadi rusak.
- Psikis atau kecemasan berlebihan. Maka tidak heran apabila emosi wanita sering susah ditebak. Kadang kala begitu tegar menghadapi berbagai masalah dan cobaan namun kali lain begitu rapuh menghadapi masalah yang sepele saja.
Keluhan nyeri haid bisa ringan sampai berat dan berubah keluhan keseluruh tubuh, antara lain:
- Muntah dan mual
- Rasa capek/letih
- Sakit daerah bawah pinggang
- Perasaan cemas dan tegang
- Pusing kepala dan bingung
- Diare
Solusi
- Olah raga dan latihan peregangan otot-otot ligamen sekitar rongga panggul dapat melancarkan aliran darah dirongga panggul upayakan BAB tetap lancar dengan makanan berserat bila perlu diberikan pencahar.
- Obat-obatan, a. obat penghilang nyeri (Analgesik) sebaiknya hindari obat golongan narkotik seperti morphin , codein. b. Obat yang menghambat prostagladine, seperti aspirin, midometasin, asam mefenamat. c. Obat yang bersifat ”tokolitik” yaitu mengurangi konstraksi rahim dan memperlancar aliran darah kedalam rongga panggul.
- Pemberian hormon untuk menghambat pelepasan telur dari indung telur (ovulasi) seperti pil KB untuk kasus yang lebih berat kadang-kadang obat parlodel diberikan untuk mencegah pembuatan hormon prolactin.
- Kelainan dalam rongga panggul perlu diperbaiki, jika perlu, misalnya: Lubang saluran leher rahim yang terlalu sempit bisa dilebarkan (dilatasi), posisi rahim yang tidak normal dibetulkan dengan pessarium. Peradangan rongga panggul karena infeksi diberikan antibiotik atau dapat dilakukan pemanasan (diatermi).
- Tindakan Operatif berupa Karetase, pemotongan saraf daerah panggul (presacralroctomy). Ini juga dapat untuk menghilangkan Jaringan Fibroid dalam rahim, Eudometriosis, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar