Letak geografis Lembah Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban.
Mesir merupakan sebuah peradaban yang mampu berkembang
dikarenakan lingkungan alam yang berada di hilir Sungai Nil dan kemampuan yang
dimiliki oleh bangsa Mesir sehingga peradaban Mesir mampu memunculkan kreasi
budaya yang abadi. Lingkungan alam di Mesir memberikan pengertian yang mendasar
tentang kondisi peradaban dan kebudayaan yang berkembang pada masa itu. Letak
Mesir yang terdapat pada hilir Sungai Nil yang merupakan sungai terpanjang di dunia
menyebabkan Mesir terdiri atas tiga bagian, yaitu Lembah Nil atas yang sempit, bagian delta
yang lebar dan daerah gurun yang oase-oasenya yang mengapit Sungai Nil.
Daerah
gurun di barat dan timur Mesir mempunyai nilai yang berbeda. Gurun di sebelah barat
digunakan sebagai tempat untuk berburu. Di gurun sebelah barat terdapat juga
oase-oase yang penting bernama El Charge, El Bahri dan Siwa. Oase-oase tersebut
berfungsi sebagai tempat pengintaian musuh yang akan mengadakan serbuan. Gurun
di sebelah timur Mesir mempunyai arti lain lagi. Yaitu di sana ada jalan
kafilah melalui Koptos dan Wadi Hammat menuju ke Kosseir yang terletak di tepi
laut merah. Berdasarkan sumber sejarah, jalan tersebut sudah pakai untuk
mengangkut kekayaan alam pada masa pra-sejarah.
Dalam corak penghayatan rohani
bangsa Mesir bahwa kerajaan maut letaknya berada di barat tak hanya beranalogi
tempatnya matahari terbenam, namun juga sesuai dengan kekerasan dan kesulitan
hidup di daerah gurun. Setiap tahun, Sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir
itu menggenangi daerah kiri dan kanan Sungai Nil selebar 15-50 kilometer.
Menurut mitos, air itu adalah air mata Dewi Isis yang menyusuri sungai untuk
mencari jenazah anaknya yang gugur dalam perang. Namun secara ilmiah air Sungai
Nil berasal dari gletser Gunung Kilimanjaro sebagai hulu dari Sungai Nil. Pembagian waktu juga dilakukan dengan cara
sistematis berdasarkan irama banjir Sungai Nil dari tahun ke tahun.
Peradaban memang menekankan pada
pentingnya kondisi-kondisi geografis dan klimatologis dari wilayah-wilayah
tersebut. Namun, kurang tepat jika penyebab alami lahirnya suatu peradaban
besar khusus dicari pada factor sungai. Lembah Sungai Nil memiliki pengaruh
latar belakang yang baik untuk terjadinya pemukiman permanen yaitu yang pertama
dengan adanya sungai besar yang dengan luapan airnya secara periodic tahunan
memberikan kesuburan berupa lumpurnya, sehingga tanah di sekitar daerah
tersebut menjadi subur. Yang kedua adalah terapitnya Mesir oleh gurun yang luas
yang berfungsi sebagai penghalang bagi serbuan musuh dari luar. Yang ketiga,
tersedianya aneka hewan liar. Dan yang terakhir adalah adanya langit subtropika
yang terang artinya tidak berawan di sepanjang tahun; manusia sempat
menyelidiki aneka gerakan benda-benda langit yang dihubungkan dengan kegiatan
pertanian. Muncul kemudian astronomi dan ilmu pasti yang mendorong berbagai
penemuan lain.
Berdasarkan deskripsi tersebut,
jelas bahwa penduduknya tak perlu berpindah tempat lagi, karena dijamin oleh
kesuburan tanah berkat adanya luapan
Sungai Nil yang periodic tahunan. Adapun transportasi juga dijamin oleh
sungai tersebut. Ada bagian masyarakat yang menjadi bebas dari kerja keras ,
sehingga mereka ini dapat dikhususkan untuk mengembangkan ilmu dan teknik
sesuai dengan bakat dan prestasi mereka. Jasa alam yang berupa luapan Sungai
Nil, melalui pemikiran para ilmuan pada masa itu, ikut pula menciptakan system
penanggalan Mesir.
Terletak di benua Afrika :Sebelah Barat berbatasan : Libia
Sebelah Timur berbatasan : Laut Merah
Sebelah Utara berbatasan : Laut Tengah
Sebelah Selatan berbatasan : Sudan
Antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia
Letak Geografis
Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan)
hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai
ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di
sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan
akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari
lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok
tanam. Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang
sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat
tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama
dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah
peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi
bangsa Mesir dari serangan luar.
2. Seni Bangunan
Kira-kira pada tahun 3000 SM, Raja-RajaMesir mulai
membangun Piramida-Piramida. Piramida adalah kuburan Raja-RajaMesirKuno.
Piramida yang terbesar adalah Piramida Cheops dengan tinggi 137 m, didepannya
terdapat patung Sphinx, yaitu patung seekor singa perkepala manusia. Selain itu
juga ditemukan Obelisk yaitu tugu batu yang tinggi runcing dan bersegitiga yang
dibangun oleh masyarakat Mesir untuk memuja dewara(Matahari). Pada bangunan
Obelisk terdapat lukisan relief dan huruf Mesir Kuno yang berbentuk
(Pictografis) yang disebut Hierogliph.
Bangsa Mesir Kuno sangat terampil membuat bangunan
monumental seperti istana, gedung parapembesar, gudang gandum, bahkan yang
paling monumental adalah bangunan kuil pemujaan bagi dewa-dewa, kuburan para
raja, dan piramida.
Kuil pemujaan kepada dewa-dewa dibangun di daerah hulu
Sungai Nil mulai dari sekitar Thebe dengan cara memahat tebing-tebing batu.
Pada awalnya makam kerajaan hanyalah bangunan seperti panggung dari batu bata
yang disebut mastaba. Akan tetapi, sejak zaman Kerajaan Mesir Kuno, mummi
raja-raja disimpan di dalam piramida dari batu-batu besar. Bangunan piramida
dianggap sebagai "rumah keabadian". Piramida terkenal dari Mesir Kuno
dibangun di kawasan Gizeh sebagai pemakaman bagi, Firaun Khufu (Cheops),
Khafre, dan Menkaure. Di depan piramida-piramida ini ditempatkan patung-patung
sphinx (patung singa berkepala manusia).
3. Pertanian Dan Pengairan
Karena merupakan daerah yang subur, manusia Zaman Kuno
telah menetap di Mesir dan mengusahakan pertanian, mereka menanam Jelai, Sekoi,
Gandum, dan bahan-bahan sandang, meraka juga membnagun waduk-waduk tempat
menyimpan air.
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Mereka sudah dapat mempelajari dan mengenal tata alam
lingkungan tempat tinggalnya, meraka juga menambah pengetahuan tentang
kehidupan baik yang bersifat meterial maupun spiritual.
Masyarakat MesirKuno percaya bahwa roh orang yang
meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak.
Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan bermacam-macam obat
dan rempah-rempah agar tidak membusuk dan kemudian dibalut dengan
bermacam-macam kain yang dipoles dengan kapur, garam, dan perekat, sehingga
terbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.
5. Tulisan
Pada dinding kuburan para penguasa di MesirKuno banyak
dijumpai tulisan. Tulisan MesirKuno terdiri dari jenis Hieroglyph yang merupakan
gambar. Bentuk itu adalah yang tertua, lalu berkembang menjadi bentuk Hieratis
dan Demotis yang lebih sederhana. Bentuk Hieratis digunakan oleh kaum pendeta,
sedangkan Demotis oleh rakyat, mereka juga menulis pada daun papyrus dengan
pena terbuat dari jerami dan sudah tentu mereka sudah mengenal tinta.
6. Astronomi/Penanggalan
Pada tahun 2776 SM, mereka sudah mengenal penanggalan
berdasarkan sistem peredaran matahari, mereka membagi setahun menjadi 12 bulan
dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga pula sudah mengenal adanya
tahun kabisat. Orang-orang Mesir juga mnengenal ilmu astronomi atau
perbintangan, mereka menggunakan bintang sebagai patokan untuk menentukan musim
atau saat-saat bercocok tanam dan sebagainya.
7. Pemerintahan
Sistem pemerintahan Mesir berbentuk kerajaan yang
diperintah oleh seorang Raja dengan kekuasaan absolut atau mutlak.
a. Zaman KerajaanMesir Tua (3400-2160 SM)
Raja-Raja dari Mesir tua bertahta di Thinis. Awalnya
kerajaanMesir terdiri dari dua kerajaan, yaitu kerajaanMesir Hulu dan Mesir
Hilir. Kedua kerajaan ini berhasil dipersatukan oleh Firaun Menes.
Raja-Raja yang terkenal dari Zaman kerajaanMesir tua
natara tahun 2800—2700 SM adalah Raja Chufu (Cheops), Chefren, dan Menkaure.
Pada masa pemerintahan Firaun Pepi I (± 2500 SM),
kerajaanMesir memperluas daerahnyua sampai ke Nubia Selatan dan Abessynia.
Pada masa pemerintahan Firaun Pepi II kerajaanMesir
dan pusatnya Memphis semakin lemah dan musuh-musuh dari luar mendapat
kesempatan untuk memecah belah kerajaanMesir menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
b. Zaman KerajaanMesir Pertengahan (2160-1788 SM)
KerajaanMesir terpecah belah akibat terjadinya
pertentangan dan persaingan antara kaum bangsawan Feodal, pertentangan ini
berhasil diatasi oleh Raja dari kerajaan Thebe yang bernama Firaun Sesostris
III (± 1880 SM). Raja ini telah memperluas wilayahnya ke daerah Nubia. Dia juga
menyerang dan menduduki daerah Palestina bahkan sampai ke daerah Sichem.
Setelah pemerintahan Raja Sesotris III terdapat
beberapa Raja yang yang terkenal dan pernah memerintah Mesir yaitu Firaun
Amenemhet III (± 1800 SM), setelah Raja Amenemhet III meninggal muncul bangsa
Hykos (Bangsa Asia) yang menyerang dan menguasai Mesir. Kemudian bangsa Hykos
berhasil diusir oleh Firaun Ahmosis I dari kerajaan Thebe dan ibukota Awaris I
berhasil direbut kembali, berdirilah kerajaanMesir Baru. Firaun Almosis I
diangkat menjadi penguasa Mesir, setelah ia meninggal digantikan oleh Firaun
Thutmosis I, ia melakukan perluasan hingga kedaerah asia barat, lalu diteruskan
oleh Firaun Thutmosis II (1500--1447). Dibawah pemerintahannya Babylonia,
Assyria, Cicilian, Cyprus tunduk dibawah kekuasaan Mesir.
c. KerajaanMesir Baru (1500-1100 SM)
Setelah Raja Thutmosis III meninggal, Mesir di
perintah oleh Raja-Raja berikutnya.
v Amanhotep II (1447—1420 SM), berkuasa menggantikan Thutmosis III.
v Firaun Thutmosis IV, ia menjalin persahabatan dengan Mitanni dan Babylonia
untuk mempertahankan wilayah kekuasaan mesir yang luas.
v Amenothep IV, ia membawa kepercayaan yang bersifat Monotheis sehingga di
tentang oleh para pendeta dari agama Amon yang bersifat Polytheis. Untuk
menghindari pertentangan, ia memindah ibu kota dari Thebe Keal Amarna.
v Firaun Tut-ankh-amon, pada masa pemerintahannya Kerajaan Mesir mengalami kemunduran
dan terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
v Firaun Haremheb, ia berhasil mempersatukan kembali kerajaan-kerajaan Mesir
yang terpecah belah.
v Firaun Ramses II, ia memperluas kerajaan Mesir hingga ke wilayah Palestina.
Ia juga mengalahkan bangsa Hittit yang mengacau di Asia Barat.
v Firaun Ramses III, raja terakhir kerajaan-kerajaan Mesir, setelah ia
meninggal, Mesir mengalami kemunduran dan dikuasai bangsa-bangsa asing.
8. Kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno percaya dan memuja banyak dewa, contoh
dewa yang dipuja Bangsa Mesir diantaranya.
Ø Dewa Osiris
Ø Dewa Thot
Ø Dewa Anubis (Dewa berkepala anjing)
Ø Dewa Apis
Ø Dewa Ra (Dewa matahari)
9. Peninggalan Kebudayaan
- Tulisan
Hieroglyph
Huruf hieroglyph dipergunakan
terus-menerus hingga sampai abad ke-5 SM. Akan tetapi, karena kepercayaan
masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta tidak sempat lagi
mempelajari huruf hierogiyph, sehingga akhirnya dilupakan oleh orang Mesir.
- Piramida
Sekitar tahun 3000 SltA, raja-raja
Mesir mulai membangun piramida-piramida. Piramida yang paling besar adalah
piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai 137 meter dan di
depannya terdapat patung sphinx, yaitu seekor singa berkepala manusia.
- Ilmu
Hitung
Pada awainya masyarakat Mesir menggunakan
ilmu hitung yang sangat sederhana, khususnya penambahan dan pengurangan.
Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian. Pengetahuan ilmu ukur
(geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlfan yang cukup mengagumkan.
- Sphinx
Sphinx merupakan patung seekor singa
berkepala manusia yang didirikan di depan sebuah piramida. Sphinx merupakan
lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada
piramida itu.
- Obelisk
Obelisk adalah sebuah tugu batu yang
di~irikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa Arnon-Ra (Dewa
Bulan-Matahari).
- Mummi
Mummi adalah jenazah para raja atau
bangsawan yang diawetkan. Pembuatan mummi ini didasarkan pada kepercayaan
masyarakat Mesir bahwa jiwa orang yang telah meninggal akan tetap hidup terus
dan berada pada badan jasmaninya apabila badan jasmaninya tidak rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar