1. Sir Isaac Newton (1642-1727 M)
Sir Isaac Newton (1642-1727) yang mendukung pendapat
Al Hasan merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris yang mengemukakan pendapat
bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan
ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar. Bila
partikel-partikel ini mengenai mata, maka manusia akan mendapat kesan melihat
benda tersebut.
Tabel Opticks
Alasan dikemukakanya teori ini adalah sebagai berikut:
- Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.
- Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan dipantulkan dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul sehingga sesuai dengan hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini dijelaskan oleh Newton dengan menggunakan bantuan sebuah bola yang dipantulkan di atas bidang pantul.
- Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan dengan peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda ketinggian yang dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan yang lebih tinggi bola digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui bidang miring sampai akhirnya bola akan menggelinding di permukaan yang lebih rendah. Jika diamati perjalanan bola, maka sebelum melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk sudut α terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Setelah melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Jika permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap sebagai air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak bola dianggap sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka Newton menganggap bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada kecepatan cahaya dalam udara.
2.Christian Huygens (1629-1695 M)
Menurut Christian Huygens
(1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, bahwa cahaya pada dasarnya
sama dengan bunyi dan berupa gelombang. Perbedaan cahaya dan bunyi hanya
terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya.
Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah muka gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang bersangkutan.
Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah muka gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang bersangkutan.
Pada teori Huygens ini
peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, ataupun difraksi cahaya dapat
dijelaskan secara tepat, namun dalam teori Huygens ada kesulitan dalam penjelasan
tentang sifat cahaya yang merambat lurus.
3.JL Foucault
JL Foucault (Perancis).
Foucault menentukan kecepatan cahaya di udara dengan menggunakan metode cermin
berputar. Memperoleh nilai 298.000 km.s -1. Pada tahun yang sama,
Foucault menggunakan metode cermin berputar untuk mengukur kecepatan cahaya
dalam air diam dan menemukan bahwa itu kurang dari di udara
4.Thomas
Young (1773 - 1829) dan Agustin Fresnel (1788 - 1829)
Menyatakan bahwa cahaya dapat melentur dan
berinterferensi dan peristiwa ini tidak dapat di terangkan oleh teori emisi
Newton.
5.James Clerk
Maxwell
James Clerk Maxwell
(Skotlandia). Dari studi tentang persamaan menggambarkan medan listrik dan
magnetik, ditemukan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik harus, dalam
kesalahan eksperimental, sama dengan kecepatan cahaya. Maxwell menyimpulkan
bahwa cahaya adalah suatu bentuk gelombang elektromagnetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar